Baraktime.com|Labusel
Pedagang penjual ikan sale ciri khas makanan
Kotapinang dikunjungi pencetus webset waroengbacaku dan juga ketua (Komunitas
Jelajah Sejarah Wisata dan Budaya) KJ-SWIB Labusel pada Minggu (19/06).
Di kesibukan
orderan tulisan sejarah kerajaan Kotapinang dan keturunnya serta cerita rakyat
Wan Ades Iskandar Nan Sakti menyempatkan diri samperi pedagang ikan sale yang
berjualan dipinggir Jalinsum Dusun Teluk Pinang, Desa Asam Jawa Kecamatan
Torgamba
Beliau
katakan pada media pedagang tradisional harus dilindungi dan dibina oleh
instansi terkait, bahasa lindungi dan berharap tersebut jauh kemungkinan mereka
dapatkan, namun apa salahnya kita mencoba.
Pedagang
tradisional terus berjuang dengan penatnya kehidupan, sembari beliau
melihat kesamping dari bantaran sungai Labuhan yang dulunya dikenal sungai
pengahasil ikan Baung namun sekarang kelihatan lambat laun akan punah,
imbuhnya.
Padahal sejarah
menuliskan ikan Baung adalah makanan favorit Raja pada kejayaan kerajaan
Kotapinang dan sumber ikan tersebut langsung diambil dari sungai Labuhan,
kenapa sejarah ini tidak terjaga dengan baik ya.
Dulu ditahun 80
an waktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar ikan baung sangat mudah
mendapatkanya, hanya bermodal pelepah sawit, tali pancing sepanjang lima hasta,
mata kail serta cacing sebagai umpan, kita tinggal celupkan mata kail dipinggir
sungai Labuhan, insyah Allah pasti kita pulang bawak ikan baung tersebut, kata
Ades.
“Ikan Baung
tersebut ikan andalan kota kelahiranku”
Saya sangat
menyangkan dizaman super yang begitu canggih ini pedagang tradisional kelihatan
lambat laun akan punah, kalah bersaing dengan pedagang elite. Saya takut
goresan yang sering saya tulis nyata kenak pada pedagang tradisionalku seperti
punahnya makan favorit kerjaan Kotapinang.
Harapan saya
pada instansi disperindakkop dan Lingkungan Hidup dan Perikanan binalah mereka
serta fasilitasilah pedagang tradisional tersebut, agar jauh dari kepunahan.
Untuk Dinas
Lingkungan Hidup dan Perikanan budi dayakan benih ikan Baung tabur disepanjang
sungai, disamping itu ketat menjaga kemurnian air disungai jangan sampai
tercemar oleh limbah pabrik dan tangan-tangan nakal manusia.
Ibu lela
Nasution (52) pedagang ikan sale sangat sedih melihat keseharian daganganya
disamping susah mendapatkan bahan baku ikan baung , terkadang kami slingi
dengan ikan lele serta ikan paitan agar kelihatan ikan-ikan yang sudah disale
penuh ditampa dibawah plastik penutup agar terhindar dari debu.
“Ikan kami
racik/ramu dan panggang ditempat dimana kami jualan” katanya
Kalau berharap
bahan baku dari sungai Labuhan, sudah lama kita-kita gulung tikar pak, bahan
kami dapatkan dari pencari ikan dan bahkan kita order dari Daerah tetangga
Provinsi Riau, pungkasnya (red)
Posting Komentar
0Komentar