Gen Alpha Kini Mulai Berkembang Saat Budayakan Belajar Sistem Teknologi, dari pada Membudayakan Belajar di Perpustakaan Berbasis Secara Tatap Muka

Media Barak Time.com
By -
0



Oleh : Teteh Aulia
 


“Generasi Alpha (lahir dari tahun 2010 dan seterusnya) adalah generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh di era digital, terbiasa berinteraksi dengan perangkat seperti tablet dan ponsel pintar sejak usia sangat dini”.

Pembelajaran Interaktif dan Visual,Mereka merespons dengan baik informasi yang disajikan secara visual, auditori, dan interaktif. Aplikasi pembelajaran, e-book interaktif, dan platform berbasis AI yang digamifikasi (dibuat seperti permainan) lebih menarik bagi mereka daripada buku teks konvensional di perpustakaan.


Akses Informasi Instan, Generasi ini terbiasa dengan akses informasi tanpa batas dan instan melalui internet. Mereka cenderung mencari jawaban dengan cepat melalui tutorial online atau kursus digital daripada harus datang ke lokasi fisik seperti perpustakaan konvensional.


Fleksibilitas Waktu dan Tempat, Sistem teknologi memungkinkan mereka untuk belajar dari mana saja dan kapan saja, sesuai dengan preferensi mereka akan fleksibilitas, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh perpustakaan fisik dengan jam operasional terbatas.


Meskipun teknologi mendominasi, ini tidak berarti perpustakaan menjadi tidak relevan.


 Sebaliknya, perpustakaan dan sistem pendidikan sedang beradaptasi: 

Transformasi Perpustakaan, Banyak perpustakaan kini bertransisi menjadi pusat sumber belajar digital, menyediakan akses internet, koleksi digital yang lengkap, dan program literasi digital.


Pentingnya Interaksi Tatap Muka, Metode tatap muka, baik di kelas atau di perpustakaan untuk diskusi kelompok, tetap penting untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, yang mungkin menjadi tantangan jika terlalu banyak terpapar gawai.


Keseimbangan, Pendekatan yang paling efektif adalah mengombinasikan kedua metode. Teknologi berfungsi sebagai alat bantu yang memotivasi dan memfasilitasi pembelajaran, sementara interaksi tatap muka dan peran pendidik (guru/pustakawan) diperlukan untuk membimbing dan mengarahkan mereka dalam memanfaatkan teknologi secara optimal dan kritis. 


Secara ringkas, Generasi Alpha memang lebih condong ke sistem teknologi untuk belajar, dan institusi pendidikan perlu menyesuaikan metode pengajaran serta peran perpustakaan agar tetap relevan di era ini.


 Mahir Teknologi Digital: Generasi Alpha dikenal sebagai "digital native" sejati. Mereka terpapar gadget, tablet, dan internet sejak usia yang sangat muda.


Menyukai Pembelajaran Interaktif: Mereka lebih tertarik pada konten edukasi yang interaktif, visual, dan berbasis teknologi seperti aplikasi pembelajaran, e-book interaktif, dan platform berbasis AI yang digamifikasi, daripada buku teks tradisional atau metode pengajaran konvensional yang berpusat pada guru.


Akses Informasi Instan, Kemudahan akses informasi dari berbagai sumber membuat mereka terbiasa dengan pembelajaran mandiri dan multiplatform.


Risiko Ketergantungan Teknologi, Keterikatan yang kuat pada perangkat digital berisiko mengurangi kualitas hubungan dan keterampilan sosial tatap muka. Mereka mungkin menghadapi tantangan dalam komunikasi langsung dan interaksi dunia nyata.


Kombinasi Metode,Lingkungan belajar yang optimal bagi Generasi Alpha sering kali memadukan teknologi (seperti ruang kelas pintar) dengan metode pengajaran tradisional, dengan penekanan pada penggunaan teknologi secara efektif. 


Oleh karena itu, meskipun interaksi tatap muka tetap penting untuk pengembangan keterampilan sosial, pendekatan pembelajaran utama Generasi Alpha sangat bergantung pada teknologi dan cenderung kurang mengutamakan metode konvensional seperti belajar eksklusif di perpustakaan fisik secara tatap muka. Kehidupan mereka sangat terikat dengan teknologi, yang menghasilkan potensi manfaat di bidang seperti pembelajaran visual namun juga meningkatkan kekhawatiran tentang dampak waktu yang dihabiskan menatap layar pada otak yang sedang berkembang.


Kalimat tersebut membahas pergeseran kebiasaan belajar Generasi Alpha -yaitu generasi yang lahir sekitar tahun 2010 ke atas, yang tumbuh di era digital dan teknologi canggih.


Saat budayakan belajar sistem teknologi”Artinya, mereka lebih terbiasa belajar menggunakan teknologi seperti gadget, internet, dan aplikasi digital.Daripada membudayakan belajar di perpustakaan berbasis secara tatap muka” Menyiratkan bahwa kebiasaan belajar konvensional, seperti membaca buku fisik dan belajar langsung di perpustakaan, mulai ditinggalkan.


 Kalimat tersebut ingin menyampaikan bahwa Generasi Alpha lebih memilih dan terbiasa belajar melalui sistem berbasis teknologi dibandingkan belajar secara tatap muka di perpustakaan. Ini menggambarkan perubahan budaya belajar dari tradisional ke digital.**



Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab Dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Ar-Arraniry. 


Email : auliateteh50@gmail.com| No.Hp : 081269117131 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)