Baraktime.com|Aceh Singkil
Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Singkil menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Membaca Nyaring (Read Aloud) selama dua hari yang diikuti oleh guru PAUD, guru SD, serta para penggerak literasi dari berbagai kecamatan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber nasional, Ibu Ageng Nurmalasari, M.Sc, Ketua Read Aloud Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung penuh antusias ini dibuka oleh Plh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Singkil, Rabu (23/7/2025).
Ia menegaskan bahwa bimbingan teknis ini merupakan bagian dari komitmen nyata dalam Transformasi Perpustakaan menuju peran aktif dalam pengembangan budaya literasi masyarakat.
“Membaca nyaring bukan sekadar soal suara yang lantang. Ia adalah seni menyampaikan makna, ekspresi, dan kasih sayang lewat kata-kata. Kami berharap kegiatan ini melahirkan para pendidik dan pegiat literasi yang mumpuni. Ilmu itu ibarat pisau, semakin diasah semakin tajam, namun jika tidak dipakai, ia akan tumpul dan berkarat,” ungkap beliau dalam sambutan.
Beliau juga mengajak para peserta untuk bergabung dengan Komunitas Read Aloud Aceh Singkil sebagai wadah belajar dan berbagi praktik baik dalam literasi anak.
Pada sesi inti, Ibu Ageng tidak hanya menyampaikan materi teoritis, tetapi juga melakukan praktik langsung membaca nyaring dengan melibatkan peserta secara aktif. Suasana ruangan dipenuhi gelak tawa dan semangat ketika peserta diajak menirukan suara karakter, memainkan intonasi, serta menghidupkan cerita dengan penuh ekspresi.
Kegiatan ini dipandu oleh Cut Meutia, seorang penggiat storytelling asal Aceh Singkil yang turut memberi warna dalam suasana pelatihan. Ia menyemangati peserta untuk membawa metode membaca nyaring ke ruang kelas dan ruang keluarga.
Salah satu peserta M. Study menyampaikan, bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan menyentuh hati bagi para tenaga pendidik. Membaca nyaring ternyata bisa menjadi jembatan cinta antara anak dan buku.
Dengan suksesnya bimbingan teknis ini, Dinas Perpustakaan dan Arsip Aceh Singkil berharap akan tercipta lebih banyak agen perubahan literasi di daerah, demi masa depan generasi pembaca yang kritis, cerdas, dan berkarakter. (MP)
Posting Komentar
0Komentar