Masyarakat Gotong Royong Bangun Rumah Layak Huni Pasangan Durani dan Rosdiana

Media Barak Time.com
By -
0


Baraktime.com|Aceh Singkil

Kisah perjuangan hidup pasangan Durani Manik (50) dan Rosdiana Br Aceh (45) bersama keempat anak mereka memberikan cerminan nyata tekad kuat demi masa depan yang lebih baik. 


Sebagai penjaga kebun sawit di Desa Pea Bumbung, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, mereka bertahan hidup dengan penghasilan yang terbatas. 


Dukungan penuh dari masyarakat sekitar menjadi awal langkah mimpi besar mereka memiliki rumah layak huni di atas tanah pribadi.


Dengan semangat gotong royong, warga Desa Pea Bumbung memasang tiang struktur bangunan sebagai persiapan pembangunan rumah layak huni keluarga Durani, Minggu (21/4/2024). 


Tokoh masyarakat setempat Mansyur alias Kobol menjelaskan, gotong royong ini adalah bentuk dukungan atas perjuangan keluarga yang telah lama tinggal di rumah sederhana pemilik kebun sawit tempat Durani bekerja.


Namun, seiring berakhirnya masa tinggal keluarga Durani di rumah tersebut, mereka harus meninggalkan tempat itu meski belum memiliki tempat tinggal permanen. Antusiasme masyarakat membantu Durani adalah bukti solidaritas tinggi, tetapi kelanjutan pembangunan rumah tetap membutuhkan dukungan lebih dari pemerintah, organisasi sosial, dan pihak-pihak peduli lainnya.


Perjuangan Hidup di Tengah Keterbatasan EkonomiSebagai penjaga kebun sawit, Durani mengandalkan penghasilan sebesar Rp300 ribu per ton dari hasil panen sawit. Dengan rata-rata panen 4 ton sekali panen, ia memperoleh pendapatan Rp1,2 juta. Jumlah ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anak-anak. 


Namun, tingginya biaya hidup menyulitkan mereka untuk mewujudkan impian memiliki rumah layak huni di atas tanah milik sendiri.


“Kami sangat berterima kasih atas tempat tinggal sementara dari Pak Najrin. Ke depan kami berharap ada pihak-pihak yang mendukung agar pembangunan rumah ini bisa selesai. Kami berjuang untuk kehidupan lebih baik bagi keluarga,” tutur Durani penuh harap.


Rosdiana menegaskan, pendidikan anak-anak menjadi prioritas utama bagi mereka. Anak-anak mereka, yaitu Gusrani (17) di kelas dua SMK Singkil Utara, Hamdani (16) di kelas satu, Hambali (12) di kelas 6 SD, dan Hanafi (8) di kelas 2 SD terus diberdayakan untuk mendapat pendidikan terbaik meski kondisi ekonomi sulit.


“Pendidikan adalah modal masa depan. Kami ingin anak-anak kami memiliki kehidupan yang lebih cerah dan lepas dari kesulitan ini. Kami rela bekerja keras asalkan mereka tetap bersekolah,” ujar Rosdiana penuh tekad.


Bagi keluarga Durani, rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, melainkan pondasi penting untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Rumah yang nyaman akan menjadi ruang belajar yang kondusif dan memotivasi anak-anak untuk terus berusaha.


“Kami selalu berharap ada pihak yang tergerak hatinya untuk membantu kami. Rumah ini menjadi harapan besar kami, bukan hanya sebagai perlindungan fisik tetapi juga landasan masa depan anak-anak kami,” tambah Durani dengan penuh emosi.


Semangat Solidaritas sebagai Inspirasi

Kisah keluarga Durani adalah potret nyata perjuangan kehidupan di tengah keterbatasan. Semangat gotong royong warga Desa Pea Bumbung menjadi inspirasi solidaritas yang menggugah. Namun, perjuangan ini masih memerlukan bantuan lebih lanjut agar mimpi keluarga Durani memiliki rumah layak huni dapat terwujud.


Semoga langkah kecil ini menjadi awal perubahan besar bagi kehidupan keluarga Durani dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah. (MP) 



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)