Mangkocal sangat trend
di tahun 80-an saat penulis masih kecil dan merupakan budaya unik yang sudah
tidak tampak lagi saat ini. Maklum anak zaman old, kalau pulang sekolah
langsung ke sungai bersama beberapa orang teman dengan membawa durung (alat
menangkap ikan). Memang saat ini kegiatan mangkocal sudah tidak pernah
terlihat lagi, bahkan anak-anak zaman Now akan kebingungan mendegar istilah
mangkocal. Bisa saja dalam benak mereka bertanya, mangkocal jenis
makanan apa ya?. Hadehhh….namanya saja anak zaman Now.
Nah…kalau kita defenisikan secara awam bahwa
mangkocal itu istilah berburu ikan di sungai atau kolam yang sering
dilakukan saat musim kemarau. Kenapa musim kemarau? Karena pada
musim kemarau air sungai akan berkurang alias dangkal, saat air sungai dangkal
kemungkinan mendapatkan ikan akan lebih banyak karena mudah menjaringnya. Kalau
sudah Mangkocal pasti saat itu anak-anak terlihat hoga (gembira; red),
lucunya saat mangkocal tak ingat waktu, waktu pulang kerumah dengan pakaian
basah kuyup sudah pasti kena marahi, kaciaaan deh..hehehhe
Tradisi unik ini kerap dilakukan masa kanak-kanak dulu,
sebelum perburuan ikan dimulai, terlebih dahulu kita tentukan lokasi untuk
dijadikan sasaran dalam perburuan ikan itu, kemudian beberapa orang
mengucek-ucek air hingga keruh. Setelah permukaan air menjadi keruh dibiarkan
beberpa saat, agar ikan keluar dari persembunyiannya untuk menghirup udara
segar. Saat ikan muncul ke permukaan menandakan ikan sudah mulai mabuk dan
butuh oksigen. Nah saat inilah yang paling seru, Mengapa saya katakan seru?
Karena saat ikan muncul dalam keadaan mabuk disitulah perburuan dumulai, tanpa
ada komando kami langsung berebut mengambil ikan yang sedang mabuk tadi dan
mengumpulkannya di kantong plastik yang sudah dipersiapkan. Biasanya kami hanya
memfokuskan pada ikan sepat dan gabus yang sudah besar, karena ikan-ikan
kecil akan kami biarkan untuk tetap berkembang biak dan bisa bermanfaat pada
saat yang lain.
Setelah kantong plastik terisi ikan, kami
menghentikan perburuan (gak perlu serakah dalam menangkap ikan), kami pun
menjeburkan diri ke sungai saling berkejaran bermain ala anak zaman old.
Ada kepuasan bathin saat bermain bersama teman kecil (teringat masa
kecil; red), kekeraban, persaudaraan, saling menopang dan bekerjasama adalah
tipikal anak-anak zaman old. Tidak seperti sekarang lebih individualitis.
Apalagi dengan perkembangan IT, gadget, handphoe dan banyak lagi alat yang
membuat mereka lebih asyik menyendiri daripada berbaur dengan yang lain, lupa
dengan sesama, tidak disiplin dan kurang menghargai waktu kalau sedang bermain
game. Hadehhhhh…payahhh…lah anak zaman Now.
Kini tradisi mangkocal sudah sangat jarang
kita lihat, mungkin masih ada di daerah perkampungan yang masih tersedia lokasi
untuk mangkocal seperti rawa-rawa dan sungai kecil. Namun yang membuat kegiatan
ini semakin langkah akibat ulah manusia itu sendiri yang tidak mau melestarikan
habitat ikan yang ada di sungai, dengan tindakan brutal mereka meracun ikan.
Akhirnya populasi ikan menjadi menurun bahkan habis terkuras semua akibat
keserakahan dan ulah yang tidak bertanggungjawab. Kerinduanku susah untuk
diwujudkan saat ini.
Posting Komentar
0Komentar