BAGIAN
II
Penulis
: Wan Ades Iskandar Nan Sakti
(Ketua
KJSWIB Labusel)
Melanjutkan tulisan
sebelumnya tentang bangunan heritage yang terabaikan dan perlu pembenahan di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan tidak terlepas
dari peran serta semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Ada beberapa
bangunan bersejarah yang perlu mendapatkan perhatian agar tetap terjaga demi
kepentingan anak cucu kita di masa mendatang.
1. Istana Kota Bahran
Karena bangunan heritage memiliki
nilai penting terhadap unsur kebudayaan di daerah sudah tentu memiliki nilai
yang sangat berarti bagi masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung didalam
bangunan sejarah itu memiliki nilai estetik dari interior maupun eksterior yang
meliputi bangunan tersebut. Nilai ini menjadi penting dalam proses sebuah
bangunan, ini dapat dilihat dari bentuk
interior dan eksterior bangunan Istana Kota Bahran yang bercirikan
melayu-angkola dan eropah. Perpaduan ini bisa dilihat dari bentuk berandanya
yang melingkar merupakan ciri khas istana raja-raja angkola. Kemudian disisi
yang lain bentuk atap trapezoid sama kali merupakan ciri khas istana penguasa
melayu, sedangkan bentuk ruangan yang besar dilengkapi pilar-pilar yang megah
merupakan ciri khas bangunan eropa. Interior dan eksterior istana kota bahran
sangat khas dan megah. Kemungkinan istana kota bahran salah satu istana
termegah di sumatera timur kala itu yang dibangun sekitar tahun 1927.
Pembangunan yang diprakarsai oleh Sultan Mustafa II bergelar Makmur Perkasa
Alamsyah (Sultan ke XI atau sultan yang terakhir). Selama 6 tahun pembangunan
istana dikerjakan dan sekitar tahun 1933 Istana Kota Bahran diresmikan. Sultan
Mustafa II saat itu memotong beberapa
ekor kerbau untuk dibagi-bagikan kepada rakyatnya sebagai ucapan rasa syukur.
Namun istana Kota Bahran hanya bertahan selama lebih kurang 13 tahun. Ada
kebanggaan tersendiri saat melihat foto istana tempo dulu, megah dan indah,
namun kini kita hanya bisa melihat puing-puingnya saja. Sisa-sisa banguna
istana yang bisa dilihat saat ini yaitu menara yang berada di depan, di
belakang menara terdapat ruangan utama dan beberapa ruanga bekas kamar, Gerbang
masuk istana yang berada di depan SMPN 1 Kotapinang, menara tiang bendera yang
berada di koramil 11/KP, menara air yang sudah tidak terpakai berada di areal
MIN Kotapinang dan seluruh bagian atas, lantai keramik serta bagian kanan
istana habis tak bersisa. Kini istana itu ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan
semak belukar yang semakin hari semakin merusak keindahan istana tersebut.
Penulis
saat itu bersama Komunitas jelajah sejarah, budaya dan wisata (KJ-SWIB)
Labuhanbatu Selatan secara kontiniu melaksanakan kegiatan sosial untuk
membersihkan areal istana agar terlihat rapi dengan melibatkan Dinas pariwisata
Labuhanbatu Selatan, namun hal itu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Artinya Kadis pariwista saat itu
terkesan setengah-setengah dalam mendukung kerja komunitas yang pada
akhirnya kegiatan kembali stagnan dan tidak berjalan. Bangunan heritage yang satu ini perlu menjadi
perhatian semua pihak, sebab Istana Kota Bahran merupakan salah satu ikon bersejarah yang ada di
Labuhanbatu Selatan yang patut untuk dilestarikan dan dapat dijadikan objek
wisata sejarah yang mumpuni bagi generasi selanjutnya.
Pemerintah
Labuhanbatu Selatan harus ekstra keras dalam memprogres bangunan-bangunan
bersejarah yang ada di Labuhanbatu Selatan agar bangunan tersebut tidak
terabaikan. Artinya bangunan yang telah 76 tahun terbengkalai pasca revolusia
sosial yang terjadi di tahun 1946 membuat konstruksi istana yang begitu megah
hancur dan menyisakan puing-puing yang masih bisa di nikmati. Banyak dari
masyarakat lokal maupun luar daerah yang datang hanya ingin mengetahui dari
dekat bentuk istana Kota Bahran yang memiliki sejarah panjang dalam
terbentuknya wilayah ini. Kembali lagi kejujuran perlu digugah pada nurani
masyarakat dan pemerintah mau atau tidak dalam melestarikan sisa-sisa
peninggalan bersejarah yang ada di Labuhanbatu Selatan. Sekali lagi penulis
menegaskan bahwa dalam konteks ini kita tidak mencari kambing hitam atas
pengabaian bangunan yang bersejarah. Akan tetapi lebih mengedepankan rasa
kepedulian kita dalam menatap masa depan anak bangsa. Apa kata Bung karno
Jasmerah,”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” (bersambung).
Posting Komentar
0Komentar