Hadundung merupakan salah satu desa
yang ada di kecamatan kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hadundung ternyata
memiliki cerita yang menarik untuk diceritakan bagi generasi saat ini khususnya
tentang sejarah adanya kerajaa kecil bernama kerajaan Hadundung.
Menurut H. Oloan Hasibuan salah seorang
keturunan Jasakti Hasibuan (Raja pertama yang membangun kampung Hadundung) bahwa pertama kali
kerajaan Hadundung ini terbentuk ketika seorang sakti bernama jasakti masuk ke
wilayah Hadundung lama. Beliau berasal dari Sandean. Sandean merupakan satu
wilayah yang berdekatan dengan sampean Kecamatan Sei Kanan.
Kedatangan jasakti bersama 2 orang
saudaranya yang bernama japanggor dan jakarungan awalnya ingin mengembara dan
membuat kerajaan sendiri.
Sesampainya mereka di perbatasan Simongi,
jasakti dan saudaranya melanjutkan perjalanan karena Simongi saat itu sudah ada
kerajaan yang dipimpin maharaja pinayungan nan sakti. Mereka tidak
ingin menguasai daerah itu, sebab nama besar Maharaja Pinayungan sering mereka
dengar karena kesaktiannya yang luar biasa.
Akhirnya sampailah Jasakti dan
saudaranya ke Hadundung lama saat ini posisinya berjarak lebih kurang 2 km dari
kantor desa Hadundung. Seiring dengan perkembangan akhirnya Jasakti di nobatkan
menjadi raja di Hadundung ( kalau sekarang disebut kepala desa). Saat itu
kesultanan kotapinang bertahta seorang sultan yang bernama sultan Mustafa Yang
Dipertuan Besar.
Ketika itu jasakti memimpin dengan
arif dan bijaksana sehingga membuat rakyatnya sejahtera. Kehidupan pertanian
rakyat berkembang dengan baik sehingga membuat daerah itu menjadi makmur dan
sejahtera. Dengan limpahan kekayaan alam yang bisa dikelola dengan maksimal
akhirnya Hadundung kala itu mendapat predikat terbaik dari segi pertanian dan
mampu mengumpulkan kupon ( semacam sertifikat penghargaan dari Belanda)
yang banyak.
Masih menurut H. Oloan Hasibuan bahwa
Jasakti itu bermarga Hasibuan/Dasopang sangat disegani rakyatnya.
Kemudian pada tahun 1924 masyarakat meninggalkan kampung Hadundung lama
dan berpindah ketempat sekarang. Kepindahan penduduk itu dikarenakan adanya
pembukaan perkebunan Normark. Dengan pembukaan kebun itu banyak masyarakat yang
bekerja di perusahaan sebagai karyawan.
Lebih
lanjut H. Oloan Hasibuan mengatakan bahwa pemangku adat atau garis penerus
kerajaan Hadundung saat ini sudah tidak ada lagi. Oleh zuriat jasakti Hasibuan
pun tidak ada yang mau melanjutkannya dengan alasan kesibukan masing-masing.
Demikian sekelumit cerita tentang awal mulanya kerajaan Hadundung yang
berlokasi di Hadundung lama sebagaimana hasil wawancara dengan H. Oloan
Hasibuan yang merupakan keturunan langsung Jasakti Hasibuan.
Penulis juga dan tim KJSWIB menyempatkan
diri menelusuri keberadaan makam Jasakti di Hadundung lama bersama
H. Oloan Hasibuan dan Torkis D.I Hasibuan (salah seorang zuriat Jasakti). Sesampai dilokasi makam penulis dan tim terus melakukan
pencarian yang di pandu zuriat kerajaan. Namun karena kondisi makam dipenuhi
semak belukar membuat tim sangat sukar melakukan pencarian. Tim tidak berhasil
menemukan makam Jasakti Hasibuan. Ada beberapa makam yang tersisa dan perlu
dilestarikan seperti makam jakarang dan zuriat lainnya.
Akhirnya
penulis
dan tim
kembali ke kotapinang dan berharap suatu waktu akan kembali lagi ke Hadundung lama
untuk mencari makam jasakti yang penuh misteri.
Kerajaan hadundung merupakan asset
sejarah yang pernah ada di labuhanbatu selatan sehingga perlu diperhatikan.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa di Hadundung ada sebuah kerajaan.
Semoga kerajaan Hadundung yang terlupakan dapat dilestarikan khususnya para
zuriat Jasakti yang masih ada agar secara intens melakukan perawatan terhadap
situs sejarah tersebut. Sehingga di masa mendatang bisa dijadikan wisata
sejarah bersama kerajaan lainnya yang ada di Labusel seperti Simongi, Sisumut, Aer
Merah, Rasau, Hutagodang dan lain sebagainya.
Posting Komentar
0Komentar