Oleh Wan Ades Iskandar Nan Sakti
“ Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan
belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman, Namun tidak jujur
sulit diperbaiki”
Mengutip
tulisan sang proklamator Mohammad Hatta membuat penulis merasa tertarik untuk memikirkan dan
memahaminya. Ketika orang kurang cerdas solusinya perbanyak belajar agar asupan
ilmu dapat diserap dengan baik sehingga akan berproses pada suatu hasil yang
namanya kecerdasan dalam berfikir dan bertindak. Setelah melalui proses belajar
yang terukur, maka akan menjadikan diri kita orang yang bisa berfikir
realistis. Dengan demikian kecakapanpun akan dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan sesuai dengan rentang waktu yang berjalan (pengalaman). Namun satu
kalimat yang menarik dari tulisan bung hatta yakni “Tidak jujur sulit di
perbaiki”
Wah....memang
kalau sudah tidak jujur itu menyangkut karakter atau memang bawaan diri, memang
sulit untuk diterjemahkan. Al-qur’an dalam surat Al-Ahzab, 33:70 menjelaskan
bahwa tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuranlah yang
mendasarinya,” Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang jujur/benar.
Dalam
tulisan ini sebenarnya penulis ingin mengajak pembaca khususnya yang ada di
Labuhanbatu Selatan untuk berkata jujur tentang peninggalan heritage
(bersejarah) yang ada di Labuhanbatu Selatan, seberapa penting atau tidak
pentingkah peninggalan bersejarah yang ada Labusel ini?
Mengapa
penulis mengambil topik tentang bangunan sejarah atau bangunan “heritage” yang
ada di Labuhanbatu Selatan. Hal ini dikarenakan adanya sebuah kegelisahan yang
menyeruak saat melihat kondisi bangunan sejarah yang tidak terurus dengan baik
bahkan terkesan diabaikan. Siapakah yang salah?
Hasil
penjelajahan yang penulis lakukan selama 1 tahun lebih tentang situs sejarah,
hampir disemua tempat yang disinggahi tidak terawat sama sekali, dari makam
para sultan yang berada di semak-semak, makan raja-raja juga mengalami hal yang
sama, makam para ulama, dan bangunan bersejarah lainnya seperti istana dan ruko
yang dibangun masa belanda toh mengalami nasib yang sama.
Mengapa
penulis mengutip perkataan bung Hatta tentang kejujuran? Itu dikarenakan kita
sebagai generasi penerus tidak peduli
dan tidak jujur dengan hati kita terhadap peninggalan yang sangat
bersejarah itu. Disamping itu, bangunan heritage
yang ada di labusel perlu untuk di ekspose dan diketengahkan, baik itu di
masyarakat lokal maupun yang ada di luar Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sebab
setiap bangunan didalam sebuah kota/wilayah adalah a man made space (ruang karya manusia). Itu tidak ternilai
harganya, namun kenapa hal ini bisa diabaikan begitu saja tanpa ada satu usaha
dan upaya kearah itu (Mungkin jawabannya ada di hati kita masing-masing).
Dalam
konteks ini kita tidak mencari kambing hitam terhadap bangunan itu, namun paling
tidak dengan tulisan sederhana ini penulis mengajak kita semua untuk berkata
jujur dan memberikan sedikit kepedulian terhadap bangunan heritage yang ada di
daerah kita Labuhanbatu Selatan ini. Semua pihak harus bisa memahami bahwa
bangunan hiritage memiliki arti penting bagi sebuah daerah baik di kampung
maupun di kota, karena :
pertama,bangunan
itu menunjukkan landmark (icon) atau jati diri daerah yang bisa kita banggakan
kepada anak cucu kita kelak. Sebab bangunan bersejarah yang ada didaerah kita menunjukkan
bahwa dahulunya para leluhur kita telah meletakkan sebuah pondasi peradaban
yang tinggi hingga berkembang seperti saat ini.
Kedua,
bahwa bangunan heritage yang ada di daerah kita bisa dijadikan pusat edukasi
kepada masyarakat bahwa karya para leluhur kita pantas dibanggakan. Artinya
kita sebagai generasi muda harus bangga atas apa yang telah usahakan para
leluhur kita, bukan malah sebaliknya berusaha merusak dan mengabaikannya.
Misalnya bangunan disepanjang jalan Jenderal Sudirman Kotapinang adalah
bangunan yang di bangun di masa kesultanan Mustafa II yang bergelar Makmur
Perkasa Alamsyah atau sultan ke XI dengan arsitektur Belanda. Namun sangat
disayangkan saat terjadi kebakaran hebat beberapa tahun lalu, bekas bangunan
itu dibangun kembali tapi tidak mengikuti arsitektur awal (bangunan lama).
Akibatnya perlahan tapi pasti bangunan heritage yang ada di Kotapinang lambat
laun akan hilang dan digantikan dengan bangunan dengan gaya kekinian. Padahal
bangunan sejarah kalau bisa dipertahankan, di transformasi dan disesuaikan akan
mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan yang melintas di
ibu kota kabupaten labuhanbatu Selatan. (bersambung)
Posting Komentar
0Komentar