Baraktime.com|Labusel
Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Simaninggir
(FORMASI) melakukan aksi damai dengan Long March dari Halaman Masjid Amaliah
menuju Lokasi Prostitusi di belakang Istana Hotel, menuntut agar lokasi prostitusi
segera di tutup secara permanen.
Aksi di gelar bakda sholat Jum’at (13/6) dengan titik Kumpul
di halaman Masjid Amaliah untuk secara bersama-sama menuju lokasi mendapat
pengawalan dari personil polres Labusel dan Koramil 11 Kotapinang.
Para orator secara bergantian diantaranya yazid, kusoi, nazir dan lainnya menyampaikan orasinya sambil long march membuat kondisi jalinsum Simaninggir macet. dalam orasi yang mereka sampaikan meminta kepada Kapolres Labuhanbatu Selatan agar menutup secara permanen lokasi prostitusi yang sekaligus menyediakan minuman keras dan layanan Diskotic. Sebab hal itu sudah sangat meresahkan masyarakat.
Para pendemo juga meminta kepada Kapolres dan Pemkab Labusel
agar menindak tegas dan memanggil pengelola layanan prostitusi yang dapat
merusak generasi muda yang ada di Labuhanbatu Selatan.
Ketua MUI Labusel, H. Makmur Ismail Harahap didampingi Ustad Mulkan Nasution dan Ustad toriq mustaqin Tambak yang turut menyampaikan orasi pada kesempatan itu mengatakan, Aksi demo yang dilakukan masyarakat simaninggir untuk menutup tiga tempat lokasi praktek prostitusi yang ada di lingkungan Simaninggir, karena telah meresahkan masyarakat.
Menurutnya, hasil kesepakatan bersama Muspika Kecamatan
Kotapinang lokasi itu akan di tutup secara permanen dan bila pengelola membuka
kembali, maka masyarakat akan kembali turun dengan massa yang lebih banyak
lagi.
Sementara Ali Hasan Hasibuan selaku tokoh masyarakat Simaninggir usai aksi pada media mengatakan, Praktek Prostitusi ini sudah berlangsung puluhan tahun, sehingga berdampak pada kondisi yang ada di sekitarnya. Seperti runtuhnya tembok masjid amaliah, menurutnya sebagai dampak dari banyaknya maksiat yang terjadi di Simaninggir.
Setelah melalui investigasi terkait maraknya prostitusi di
belakang Istana Hotel yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Masjid Amaliah mengidentifikasikan
telah terjadi praktek maksiat, seperti adanya layanan prostitusi, miras dan
diskotik. Inilah membuat masyarakat berinisiatif melaksanakan aksi ke tiga
titik lokasi prostitusi tersebut.
“Setelah investigasi, kami masyarakat menyurati MUI Labusel dan saat pertemuan dengan MUI bersama ormas islam lainnya di sepakati untuk melaksanakan aksi” ujar Ali.
Ustad Parlindungan Dalimunthe menambahkan, agar pihak keamanan
menindak permasalahan ini secepatnya, karena sudah sangat meresahkan masyarakat
Simaninggir.”Kami berharap kepada aparat Kemananan dan Pemkab Labusel agar
turut serta membasmi penyakit masyarakat ini” tegas Ustad Parlindungan.
Kapolsek Kotapinang, Kompol RGM Hutagalung dihadapan masyarakat yang demo menyampaikan, Pihaknya bersama trantib dan satpol pp telah melakukan razia di tempat itu dan menyepakati akan melakukan penyegelan terhadap lokasi tersebut.
“ untuk penghuni kos-kosan yang diduduga wanita tuna susila sudah pindah dari tempat ini, sedangkan pengelolanya pihaknya sedang melakukan pencarian. Intinya kami dari pihak kepolisian telah melakukan langkah awal penindakan sesuai dengan arahan pimpinan”tegas Kapolsek.
Berdasarkan pantauan dilapangan, terlihat botol-botol miras yang tersusun rapi di belakang warung yang dijadikan tempat maksiat. Disamping itu, banyaknya rumah-rumah kost yang diduga sebagai tempat layanan prostitusi bagi para pria hidung belang.
Ketiga lokasi itu saat didatangi para pendemo ternyata sudah
kosong dan tidak ada aktivitas lagi, sebab sehari sebelum aksi masyarakat berlangsung,
pihak pengelola yang berinisial Les, Za dan Mur telah menandatangani pernyataan
akan menyetop kegiatan prostitusi dan tidak akan membukanya kembali.
Akhirnya pihak Polsek dan Polres Labuhanbatu Selatan menyegel 3 lokasi dengan memasang polisi line guna untuk mempermudah penyelidikan atas permasalahan itu. (purba)
Posting Komentar
0Komentar