Baraktime.com|Aceh Singkil
Gelombang kekecewaan masyarakat Aceh Singkil memuncak dan disuarakan lantang oleh gabungan mahasiswa dalam sebuah aksi demonstrasi damai namun berbobot di halaman Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil, pada Kamis, 4 September 2025. Dipimpin oleh Koordinator Lapangan, Aidil Syahputra, gerakan ini secara tegas menuntut pertanggungjawaban serta langkah konkret dari para wakil rakyat dan pemerintah daerah atas 11 isu mendesak yang kini membelit bumi Aceh Singkil.
Dalam orasinya yang membakar semangat massa, Aidil Syahputra membantah keras tudingan adanya kepentingan tersembunyi di balik aksi mereka. “Kami tegaskan, masih ada mahasiswa yang mau menyampaikan apa yang menjadi persoalan hari ini!” serunya di hadapan pejabat daerah dan masyarakat. Ia menekankan, kehadiran mereka murni sebagai representasi suara rakyat yang merasa kondisi Aceh Singkil sedang “tidak baik-baik saja” setelah para wakil rakyat dinilai acuh tak acuh pasca-terpilih.Wisata Aceh
M. Yunus, orator lain, menambahkan kritik pedas terhadap kinerja legislatif yang abai terhadap aspirasi publik. “Banyak sekali aspirasi masyarakat yang tidak Kalian dengar. Kami hadir ke sini membawa banyak poin tuntutan karena kalau sedikit, sama saja kalian melupakan semua persoalan di daerah kita!” tegasnya. Yunus secara spesifik menyoroti carut-marut infrastruktur, mulai dari jalan rusak, minimnya jembatan, hingga langkanya penerangan jalan umum. “Kami sudah menyampaikan aspirasi kami secara pelan-pelan, secara bagus, tapi tidak ditanggapi. Maka hari ini, kami menyatakan: kami lawan!”
Aksi ini membawa 11 poin tuntutan krusial yang menyoroti berbagai sektor vital di Aceh Singkil:
1. Mengkaji ulang kebijakan daerah yang tidak pro-rakyat.
2. Meminta pertanggungjawaban atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
3. Menyelesaikan masalah P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang diwarnai dugaan “lulusan siluman”.
4. Mendesak reformasi agraria untuk keadilan tanah bagi petani.
5. Meminta perhatian serius terhadap sektor pendidikan dan kesehatan yang masih minim.
6. Menuntut reformasi Kepolisian, memastikan kinerja profesional, dan menghentikan pelanggaran HAM oleh aparat.
7. Membebaskan demonstran yang ditahan.
8. Mendesak pemerintah daerah menuntaskan persoalan infrastruktur vital seperti jalan, jembatan, dan penerangan lampu.
9. Membentuk Panitia Khusus (Pansus) terkait permasalahan P3K.
10. Menarik TNI dari pengamanan sipil dan memastikan tidak ada kriminalisasi demonstran.
11. Mengawasi aspirasi mahasiswa yang telah disetujui DPRA terkait penolakan Batalyon.Wisata Aceh.
Uniknya, aksi ini mendapat respons langsung dan serius dari para petinggi daerah. Bupati Aceh Singkil, H. Safriadi Oyon SH, Ketua DPRK H. Amaliun beserta anggota, serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan sejumlah Insan Pers, hadir di lokasi untuk mendengarkan langsung aspirasi mahasiswa. Pengamanan dari personel TNI, Polri, Brimob, Satpol PP, dan Damkar Kabupaten Aceh Singkil berlangsung humanis, memastikan aksi berjalan aman dan damai.Wisata AcehPelatihan media.
Bupati H. Safriadi Oyon SH, dalam tanggapan singkatnya, menjelaskan bahwa proyek infrastruktur jalan sedang dalam proses tender. Ia juga menegaskan komitmen untuk menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam masalah P3K. “Baru tiga bulan aku dilantik, tapi alhamdulillah dalam proses tender di Banda Aceh. Termasuk jalan langsung ke Kuala Baru,” ujar Bupati.
Senada dengan Bupati, Ketua DPRK Aceh Singkil H. Amaliun menyambut baik dan mengapresiasi aksi mahasiswa. “Kami sepakat untuk itu sekali lagi kami juga menyampaikan kepada adik-adik semua bahwa ada beberapa poin tuntutan di sini kami tadi sudah lintas pimpinan sudah membaca ini semua ini,” jelasnya.
Mengenai pembentukan Pansus, Ketua DPRK menjelaskan mekanismenya memerlukan proses dan akan dimulai pada rapat Senin mendatang. “Pada intinya apa yang adik-adik sampaikan ini kami sudah mendengar dan sudah menyatakan sikap, kami mendukung,” pungkasnya.
Aksi yang menunjukkan kekuatan suara pemuda ini ditutup dengan penandatanganan kesepakatan penting antara perwakilan mahasiswa dengan Ketua DPRK H. Amaliun, Pimpinan DPRK lainnya, serta Bupati H. Safriadi Oyon SH. Penandatanganan ini menjadi simbol komitmen pemerintah daerah untuk menindaklanjuti seluruh tuntutan, menegaskan bahwa suara rakyat, terutama dari kalangan pemuda, adalah fondasi penting bagi perbaikan dan kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil ,” ungkapnya. (MP)
Posting Komentar
0Komentar